Jumat, 24 Desember 2010

All about muscle (OTOT)

Otot

Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot dapat menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.

Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.

Jenis-jenis otot

1. Otot Polos
  • Bentuk: seperti gelendong, panjang, ramping, pipih dan langsing
  • Setiap otot memiliki 1 inti (nukleus) di tengah (center)
  • Sitoplasmanya tdd sarkoplasma yang mengandung miofibril (elemen yang mampu berkontraksi sehingga dpt bergerak)
  • Panjang otot polos bervariasi antara 15-500 mikron, ter- gantung lokasi: plg pendek pembuluh darah; plg pjg uterus (rahim wanita/betina)
  • Lokasi: terdapat pada alat atau daerah organ yang berongga saluran pencernaan makanan (batang kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus kasar); batang tenggorokan, bronkus, pulmo, uterus (rahim), kantung urine, kantung empedu, pembuluh darah
  • Innervasi (persyarafan): sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom (bisa simpatis, bisa parasimpatis)
  • Untuk otot polos peningkatan kerja otot polos seperti gerak peristaltik dilakukan oleh syaraf parasimpatis, sedangkan penghambatan kerja otot polos dilakukan oleh syaraf simpatis
  • Aksi: kontraksi lambat, berlangsung lama, kadang-kadang ritmis
2. Otot Jantung
  • Bentuk: tdd beberapa serabut otot yg bercabang & bersatu dg serabut di sebelahnya anastomosoma atau sinsitium; mempunyai garis gelap dan terang (tdk sejelas pd otot rangka); intinya di tengah (center); pd interval tertentu terdapat keping-keping interkalar (intercalar disc), pd intercalar disc terdapat jaringan Purkinye yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls (kecepatan 4 m/detik)
  • Lokasi: hanya ada di jantung
  • Innervasi: sistem syaraf otonom
  • Aksi: kontraksi otomatis & ritmis
  • Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis
  • Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung sangat dipengaruhi oleh syaraf simpatis, sedangkan penguragan denyut jantung sangat dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis
  • Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis kebalikan dari kerja otot polos
3. Otot Lurik

  • Bentuk:  tdd banyak serabut, intinya terletak di tepi (pinggir), terdapat garis gelap dan terang (sangat jelas), panjang otot rangka bervariasi antara 1-40 mm, sedangkan tebalnya antara 10-100 mikron;setiap serabut otot rangka dilapisi oleh sarkolema (di dlm sarkolema terdapat miofibril = elemen yang dapat berkontraksi), serabut otot yang masing-masing dilapisi sarkolema berkelopok membentuk 15-30 serabut otot dan dilapisi fasiculus. Masing-masing fasikulus dilapisi oleh jaringan ikat perimisium. Jaringan ikat yang meliputi serabut otot rangka disebut endomisium. Masing-masing endomisium dilapisi lagi oleh epimisium. Dalam otot rangka terdapat mioglobin menjadi pigmen yang disebut mioglobin    
  • Lokasi: semua otot yang melekat pada tulang, otot lidah, langit-langi (palatinum), pharing, ujung esophagus
  • Innervasi: sistem syaraf kraniospinal untuk bekerja menurut kehendak individu
  • Aksi: kontraksi cepat, berlangsung sebentar
nih msk disini kalo mw mengetahui pita2 yg ada pada otot
                                   Enter Here ^^

Rabu, 01 Desember 2010

Terjadinya Penyakit

Pengertian Penyakit
  1.  Pengertian sehat menurut WHO adalah terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, psikis (jiwa) atau emosional, intelektual, dan sosial. Dari pengertian tersebut, dengan demikian sakit dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan sosial. Dengan kata lain, sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, dan/atau sosial sehingga tidak dapat berfungsi secara normal, selaras, serasi, dan seimbang. Berdasarkan hal itu, maka penyakit dapat dibedakan menjadi penyakit tidak menular dan penyakit menular.
  2. Menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960, Bab I Pasal 2; Kesehatan meliputi jasmani, rohani (mental), dan sosial, bukan semata-mata keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan.
  3. Dalam pengertian medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Untuk Negara yang sedang berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian penduduk. Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Sedang untuk Negara yang sudah berkembang, penyebab utama kematian pada umumnya ialah penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker.
Mekanisme Terjadinya Penyakit
     Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of disease).

Penyebab Penyakit
     Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit. Manusia sebagai sumber penularan. Orang yang menderita penyakit typhus, dalam darah, air kencing dan kotorannya, terdapat basil-basil typhus. Kotoran-kotoran dan air kencing yang mengandung basil-basil typhus tersebut dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang tinggal disekitarnya. Keterangan: lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat yang kotor, najis-najis dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap pada najis yang mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat pada kakikakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis lalat hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring, cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan kejangkitan penyakit typhus. Demikianlah keterangan orang yang sakit typhus sebagai sumber penularan.

Induk semang (hospes)
     Induk semang atau hospes (host) adalah makhluk hidup dimana penyebab penyakit hidup dan berkembang biak. Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktorfaktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang bersangkutan.
   Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular tetap dapat meneruskan kehidupannya, maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru tersebut.
   Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah reservoar, carier, hospes perantara, dan vektor.
1. Reservoar
    Reservoar (sumber penyakit) yang diartikan sebagai berikut :
  1. Tempat bibit penyakit melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak.
  2. Survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau bendabenda mati.
  3. Benda-benda mati sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh: Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.
  4. Manusia sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus, miningitis, gonorhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.
 2. Carrier
     Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat-sehat kelihatannya, dapat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau seringsering keluar benih-benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian disebut pembawa basil atau carrier. Untuk mengetahui orang seperti itu tidak mudah; biasanya diketemukan secara kebetulan saja.
     Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang  tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.
     Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit. Carriers memegang peran sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Pembawa basil atau carrier ialah orang yang selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya, sedangkan ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala menderita penyakit tertentu. Orang yang sudah sembuh dari penyakitnya dan untuk beberapa waktu tertentu masih mengeluarkan basil-basil penyakit dari dalam tubuhnya, disebut juga pembawa basil. Ada dua macam pembawa basil, yakni:
  1. Pembawa basil tulen (yakni orang yang sama sekali tidak sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit).
  2. Pembawa basil setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah orang itu sembuh dari penyakitnya, untuk beberapa waktu berikutnya ia masing mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya.
3. Hospes perantara
    Hospes perantara adalah hewan yang berperan menularkan suatu penyakit, dan agen penyebab penyakit tersebut mengalami perkembangbiakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh:
Nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria. Kucing menularkan penyakit Toxoplasmosis.

4. Vektor
    Melalui hewan perantara insekta, hewan mengerat dsb. Penyakit yang ditularkan lewat vektor/perantara; malaria, DHF.